Coronavirus merupakan salah satu virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan dan sering disebut sebagai 2019-nCoV dan mirip dengan pernapasan berat atau SARS. Berdasarkan data dari WHO telah tercatat 6065 orang dikonfirmasi mengalami di tanggal 29 Januari 2020 dan jumlah pasien tertinggi berada di Tiongkok dan jumlah kasus bertambah di Taiwan, Macau dan Hongkong. Negara terbesar dengan kasus terbesar adalah Thailand. SARS memiliki jumlah banyak dibandingkan dengan 2019-nCoV, namun angka kematian terus mengalami pertambahan. Sisi lain menunjukkan SARS muncul di Tiongkok hanya saja tidak di Wuhan melainkan Guangdong. Pemerintah Tiongkok menunda laporan ini dan wabah SARS telah menyebar hampir ke 29 negara dan tahun 2004 mulai perlahan berkurang dan hilang. Hal ini dikarenakan setiap korban SARS saling berbagi informasi mengenai cara untuk memberantas virus ini.
2019-nCoV dan SARS memiliki cara penyebaran yang hampir sama yaitu berasal dari binatang liar. Virus corona dapat ditemukan pada binatang liar dan wabah ini disinyalir dari ular maupun kelelawar dan hal ini dikarenakan Tiongkok merupakan wilayah yang memiliki tingkat konsumsi binatang liar yang tinggi. Penyebarannya antar manusia hingga penyebab kematian banyak pasien di Tiongkok. 2019-nCoV menular begitu cepat hingga angka pasien meningkat cepat. SARS menyerbar dengan kedekatan pada natar penderita dan terjadi jika mengenai tetesan air liur dari bersin maupun batuk dan menular dari benda yang telah disentuh.
Berdasarkan hasil penelitian 2019-nCoV lebih ringan dibandingkan SARS. Gejala yang muncul pada penyakit pernapasan ini adalah demam, sesak napas, batuk, sakit tenggorokan, hidung meler maupun pilek dan irama pernapasan yang lebih cepat. Berdasarkan Statista yang menyatakan bahwa angka dari penularan 2019-nCoV cukup rendah dibandingkan dengan SARS, saat ini hingga 200 pasien telah dapat dipulangkan dengan perawatan intensif. Sedangkan gejala SARS hampir mirip dengan 2019-nCoV namun awalnya ditandai dengan demam hingga 38 derajat celcius diikuti diare, kedinginan dan menggigil dan merasakan flu. SARS hanya membutuhkan waktu cepat untuk mampu menular penyakit dengan sangat cepat dan informasi terkait SARS saat itu masih sedikit.
Ibu hamil merupakan salah satu orang yang memiliki resiko terkenda 2019-nCoV hal ini akan berpengaruh dengan masakan kesehatan pada berat badan dan perkembangan janin ketika ibu mengandung. Untuk itu ibu hamil perlu melakukan langkah-langkah pencegahan. Langkah pencegahan dimulai dari mencuci tangan rutin, menghindari kontak dengan orang yang sedang batuk dan demam, menutup mulut dan hidup ketika bersin dan batuk, dan cuci tangan serta buang tisu setelah digunakan, jika mengalami gangguan pernapasan maka sebaiknya segera periksakan diri dan pastikan setiap makanan dimasak hingga matang.
Saat ini terdapat themal scanner di tempat umum untuk memperhatikan pelayanan transportasi dan menjaga penyebaran 2019-nCoV. Thermal scanner akan membantu pemindaian suhu tubuh dan diatur untuk mendeteksi suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius. Suhu tubuh yang tinggi menjadi tanda bahwa tubuh mengalami infeksi patogen atau penyakit tertentu dan alat ini hanya untuk melakukan deteksi suhu tubuh tanpa menentukan penyebabnya.
Walaupun demikian hal ini membuat beberapa kekuatiran dengan adanya thermal scanner. Metode tambahan yang dilakukan adalah dengan deteksi infeksi. Hanya perlu melindungi diri dengan melakukan pencegahan dan memastikan diri tidak bepergian ke tempat kerumunan dan lakukan pemriksaan lanjutan jika memiliki gejala coronavirus.